Slide 1 of 1
Wamenkeu Anggito Abimanyu: "Belajar AI Adalah Perjalanan Panjang"
Senin
16 Desember 2024
15.04
Jakarta, 16/12/2024 Kemenkeu - Dalam pembukaan Training Artificial Intelligence for Strategic Planning Batch III pada Senin (16/12), Wamenkeu Anggito Abimanyu menekankan pentingnya peran artificial intelligence (AI) dalam mendukung transformasi strategis di Kementerian Keuangan. Berlangsung sejak pukul 07.00 WIB, Wamenkeu Anggito menggarisbawahi urgensi membangun generasi pertama AI di lingkungan Kementerian Keuangan.
"Kamu adalah bagian dari gelombang pertama yang membangun generasi AI di Kementerian Keuangan. Bersyukurlah, tidak semua orang mendapat kesempatan ini," ujar Anggito.
Beliau menekankan bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan manual, termasuk di sektor pemerintahan. Oleh karena itu, peserta pelatihan diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat, menguasai prompting, machine learning, hingga data analytics.
"Kamu harus tahu AI itu bisa artificial intelligence, bisa artificial imaginative, bisa intuitive, tapi bisa destroyer juga. Jangan berharap saya jadi admin. Semua menjadi ahli prompting, membuat data analytics, machine learning, deep learning lalu AI generative," tegasnya.
Dalam arahannya, Wamenkeu Anggito juga menjelaskan AI bukan hanya alat yang dapat mempermudah pekerjaan, tetapi juga memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian jika disalahgunakan. Ia menyoroti kasus di Malaysia, di mana teknologi AI digunakan untuk penipuan melalui rekayasa suara dan video. "Maka untuk tidak ditipu kamu harus ahli. Bukan untuk menipu, tetapi untuk first line of defense," ungkapnya.
Selain membahas aspek teknis, Wakil Menteri Anggito menyoroti pentingnya sisi manusia dalam pemanfaatan AI. Ia mengingatkan bahwa dalam pemanfaatan AI, kejujuran hati, menggunakan pikiran yang masuk akal, dan melakukan tindakan yang cermat merupakan tiga aspek yang vital. Menurut Anggito, kecerdasan buatan bekerja berdasarkan data yang bersumber dari berbagai bentuk, mulai dari angka, grafik, hingga suara. Namun, manusia tetap memiliki peran utama dengan menyelaraskan hati, pikiran, dan tindakan.
Ia juga menyebutkan bahwa belajar AI adalah komitmen seumur hidup. "Saya sudah belajar AI selama lima tahun dan masih merasa tahu sangat sedikit. Tapi ini perjalanan, dan kalian harus memulai sekarang," ujarnya kepada peserta.
Menutup sesi tersebut, ia berpesan agar para peserta memanfaatkan pelatihan ini dengan maksimal. "Kalian harus mampu memberikan nilai tambah pada pekerjaan kalian sendiri. Ingat, ini baru permulaan," tutup Anggito.
Pelatihan ini diharapkan menjadi awal perubahan besar dalam pemanfaatan AI di Kementerian Keuangan, terutama dalam rangka penyusunan strategi perencanaan kebijakan publik yang lebih baik dan berbasis data. (lh/al)